PTM TERBATAS SMA NEGERI 3 SAMPANG
SMA Negeri 3 Sampang mulai melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) Terbatas per-tanggal 23 Agustus kemarin. Meski demikian, pelaksanaan PTM Terbatas ini digelar dengan mematuhi protokol kesehatan yang sangat ketat. Salah satunya, adanya pembatasan siswa sebanyak 50% di setiap kelas. Hal ini dilakukan supaya siswa bisa saling menjaga jarak, baik waktu pelaksanaan pembelajaran maupun saat jam istirahat. Selain itu, sekolah juga mengimbau bahwa PTM terbatas diikuti oleh para siswa yang sudah melakukan vaksinasi. Namun, imbauan vaksinasi ini bagi para siswa yang sehat jasmani atau tidak memiliki halangan vaksin dan telah diizinkan orang tua melakukan vaksinasi. Sebaliknya, tidak berlaku bagi siswa yang memang tidak bisa melakukan vaksinasi karena memiliki riwayat penyakit atau berhalangan vaksin, dan yang tidak diizinkan oleh orang tua untuk vaksinasi. Terakhir, sekolah juga memfasilitasi alat-alat kebersihan, seperti tempat cuci tangan dan handsanitizer di setiap kelas.
Pelaksanaan PTM terbatas ini disambut baik oleh para guru dan siswa SMA Negeri 3 Sampang. Kebijakan ini tentu berdasarkan pengalaman belajar yang kurang efektif bila hanya dilakukan secara daring. “Saya sangat setuju dengan kebijakan ini. Pastinya, pelaksanaan PTM Terbatas ini sangat membantu guru dalam penyampaian materi pembelajaran. Terlebih lagi pelajaran bahasa Indonesia yang membutuhkan beberapa praktik untuk mengukur tingkat pemahaman siswa dalam satu materi. Terkadang siswa dalam proses pembelajaran daring mengerjakan tugas-tugas mereka hanya copy-paste dari internet. Sedangkan kita sebagai guru tidak bisa mengawasi dan melihat proses pengerjaan tugas dari siswa tersebut” ujar salah satu guru SMAN 3 Sampang.
Hal itu juga ditandaskan oleh seorang Ibu guru senior yang mengajar mata pelajaran Matematika. Menurut beliau “untuk transfer ilmu, PTM itu sangat diperlukan. Media internet tidak bisa menggantikan kita mengajar. Siswa di kelas saja secara tatap muka, sebagian siswa mengaku tidak paham. Apalagi penyampaian secara daring”.
Sejalan dengan itu, siswa juga menyambut baik dengan diadakannya lagi pembelajaran tatap muka. “Saya merasa sangat senang bisa kembali belajar tatap muka seperti ini. Selain bertemu kembali dengan teman-teman, Saya juga bisa langsung menanyakan materi yang belum saya pahami. Kalau daring itu kadang tidak enak yang mau bertanya. Walaupun sudah dijawab oleh gurunya, tetapi tetap saja saya tidak mengerti” ujar salah satu siswa SMAN 3 Sampang.
Pembelajaran daring sampai saat ini masih menjadi hal yang sering diperdebatkan. Apalagi memang sebagai salah satu alternatif belajar di masa pandemi Covid-19. Sebagian orang menganggap pembelajaran secara daring efektif dalam menekan pertumbuhan kasus corona di Indonesia. Namun ada juga yang berpendapat bahwa dengan daring tentunya harus mengorbankan banyak hal, seperti proses pembelajaran yang tidak efektif, siswa hanya berkutat dengan gawai (gadget) mereka dan lainnya. Oleh karena itu, SMA Negeri 3 Sampang berupaya memberikan yang terbaik dalam waktu yang bersamaan. Selain menekan kasus covid-19, sekolah juga berharap dengan dilaksanakannya PTM Terbatas ini para siswa tidak mengalami loss learning yang berkepanjangan dan menjadi jalan keluar dalam permasalahan kualitas belajar siswa selama pandemi. SMAGA BISA!
